Sabtu, 07 Maret 2009

Refleksi Expo Panggillan

Butuh Pengorbanan Mencari Teman Seperjalanan

Panggilan di Jakarta semakin hari semakin memprihatinkan,oleh sebab itu saya bersama komunitas seminari memanfaatkan setiap waktu yang ada untuk membuat acara-acara yang tujuanya untuk mencari teman seperjalanan.Tiada kata lelah bagi saya khususnya untuk menjalankan karya pewartaan saya.
Liburan selama seminggu di rumah sangatlah membosankan apalagi teman-teman yang lain sedang mengikuti Temu Kolese dan Jambore,tapi bagi saya sebagai anak seminari tidaklah membosankan karena saya tinggal di asrama yang hidup dengan teman-teman yang mengasyikan.Tapi bukan berarti liburan di asrama saya santai-santai saja,masih ada hal yang harus saya dan teman-teman persiapkan yaitu expo panggilan di Cilandak.Oleh karena itulah saya dan komunitas Seminari Wacana Bhakti tidak ada Jambore tahun ini.Mempersiapkan Expo bukanlah hal yang mudah karena banyak hal yang perlu dipersiapkan.Expo panggilan bukan hanya sekedar main musik lalu pulang tapi tujuan utamanya adalah mencari kaum-kaum muda yang mempunyai panggilan,memberikan informasi yang tepat bagi mereka yang belum mengetahui dan memberi kesan yang positif tentang tujuan utama dari Expo Panggilan.
Mempersiapkan Expo tidaklah sebentar seminggu atau dua minggu saja tapi perlu waktu berbulan-bulan.Persiapan dimulai dari pembentukan panitia inti dan anggotanya dan rapat untuk menentukan lagu-lagu yang akan dimainkan.Setelah masalah lagu-lagu selesai dimulailah pembuatan jadwal untuk Latihan Gabungan Orkes.Latihan dilaksanakan setiap hari rabu dan sabtu.Sebenarnya kadang kala saya malas untuk latihan karena latihan pada hari rabu diadakan pulang sekolah tapi demi pelayanan dan mencari kaum-kaum muda rasa malas menjadi hilang.saya bersama komunitas Seminari menyadari bahwa panggilan di Jakarta semakin hari semakin menurun akibat perkembangan jaman yang merasuki tubuh kaum-kaum muda.
Seminggu kemarin saya persiapkan untuk hal-hal teknis,karena kebetulan juga saya coordinator seksi perlengkapan.Sebagai koordinator seksi perlengkapan saya harus mempersiapakan segala sesuatunya agar jangan sampai ada yang tertinggal dan ada barang-barang yang rusak.Barang-barang yang dibawa cukuplah banyak mulai dari panggung sampai sound system yang besar-besar.Intinya sebagai koordinator perlengkapan saya harus menjaga barang-barang agar tidak rusak,karena kalau rusak menjadi tanggung jawab saya.
Hari Senin dalah rapat terakhir dengan panitia dari Cilandak.Rapat diadakan di Cilandak bersama panitia inti dari Seminari dan Panitia inti dari Cilandak.Setelah memperbincangkan banyak dari masalah konsumsi,setting tempat,koor sampai masalah keamanan.Semua dibicaraka dengan teliti dan selalu dilihat kembali agar tidak ada yang terlewat sehingga pada hari berlangsungnya expo tidak ada kendala yang begitu merepotkan masing-masing pihak.
Hari selasa dan rabu saya dan teman-teman gunakan penuh untuk latihan gabungan memantapkan lagu-lagu sebelum gladi resik yang akan dilaksanakan pada hari jumat.Ternyata walaupun sudah sering latihan masih ada saja yang salah,hal itu mungkin dikarenakan kurangnya konsentrasi atau pemanasan sebelum latihan.Perasaan saat latihan saya harus sabar karena ternyata masih ada teman yang belum bisa,atau lupa khususnya pada-pada alat-alat tiup.Rasa sabar harus saya tanamkan karena latihan berjam-jam hanya untuk beberapa alat saja.Di saat-saat inilah kebersamaan dalam panggilan diuji.
Saat-saat liburan ternyata masih ada saja hal yang mengganggu saya bukan karena persiapan expo tapi karena hal lain.Setelah saya renungkan ternyata ada dua hal yang masih mengganggu pikiran saya.Hal yang pertama adalah karena nenek saya,saat saya liburan lebaran saya mendengar kabar bahwa nenek saya sedang sakit,lalu ayah saya mengunjungi nenek saya di kampung halaman,sebenarnya saya ingin ikut tapi liburan saya ternyata tinggal dua hari dan saya harus segera kembali ke asrama.sampai sekarang ayah saya masih di rumah nenek saya dan saya belum mendapatkan kabar yang pasti tentang kesehatan nenek saya.saya hanya berdoa agar kesehatan nenek saya membaik.Nenek saya merupakan motivator untuk saya karena ia yang selalu menyemangati saya menjalani panggilan menuju imamat ini.
Satu hal lagi yang membuat saya sedikit penasaran adalah nilai mid semester saya yang belum saya ketahui.Saya hanya kuatir saja kalau nilai mid semester saya jelek padahal ulangan semester tidak ada remedial.Tapi sebenarnya saya optimistis kalau saya bisa mendapatkan nilai yang bagus.Semoga saja keoptimisan saya ini bisa menjadi sebuah kenyataan.saya optimis bukan tampa alasan,saya optimis karena saya memang sungguh-sungguh belajar.


Hari kamis akhirnya tiba saatnya untuk angkat-angkat barang,pagi hari memang saya gunakan untuk istirahat karena saya tahu akan sampai malam saya setting panggung.akhirnya jam satu siang truk dan mobil box sudah datang sebagai coordinator perlengkapan saya memanggil komunitas untuk segera mengangkat barang-barang yang sudah disiapakan sebelumya untuk dinaikkan ke dalam truk dan mobil box.Jam tiga siang saya bersama dua puluh orang lainya berangkat ke cilandak untuk setting panggung.saya merasa hari kamis adalah hari yang melelahkan dan ternyata itu dirasakan juga oleh teman-teman saya yang lain.
Sesampainya disana saya lansung berganti baju dan mengatur barang-barang diletakkan dimana dan konsep panggungnya seperti apa.Sebelum berangkattpun sebenarnya saya sudah menjelaskan kepada teman-teman tentang konsep yang akan dibuat.Sebenatnya saya sempat kesal karena semestinya pekerjaan bisa selesai 3 jam lebih awal tapi karenamasih ada kegiatan di dalam gereja,semuanya harus diundur.Hal yang membuat saya kesal adalah pihak dari gereja kurang bisa bekerja sama dengan baik,mereka berkata bahwa banyak umat yang memang biasa memakai gereja dengan mendadak.Sekali lagi saya harus sabar dan saya sebagai koordinator harus membuat teman-teman saya sabar menunggu.Akhirnya selesai juga pada jam 9 malam yang semestinya bisa jam 6 malam,tapi yasudahlah saya berkata sekali lagi kalau ini demi pelayanan.
Akhirnya waktunya tiba juga sabtu dan minggu saya bermain,sekali lagi saya berkata bahwa saya harus merubah tujuab mereka yang berpikir bahwa saya dan teman-teman datang hanya untuk bermain musik dan mencari uang saja.padahal tujuan saya yang sebenarnya adala untuk mencari kaum-kaum muda yang tertarik masuk ke seminari.Semua berjalan dengan lancar walaupun memang ada sedikit gangguan-gangguan kecil,untuk menambah ketertarikan mereka terhadap seminari saya bersama beberapa teman mengadakan pertemuan dengan para misdinar Cilandak.Akhirnya semua selesai pada hari minggu jam 9 malam dan kami semua harus kembali ke asrama karena besok sekolalh dan harus merapikan barang-barang.
Banyak pengalaman yang saya dapatkan dari expo di Cilandak ,dan expo di Cilandak menambah kesadaran saya bahwa ternyata tidak semua orang bisa menerima kami dengan baik.Ada dua pengalaman yang menurut saya mengambarkan bagaimana umat di Jakarta kurang peduli dengan para calon Imam dan para umat di Jakarta tidak tahu bahwa ada tempat untuk mendidik para calon Imam.
Pengalaman pertama saya dapatkan saat saya sedang mengatur stand untuk dekorasi,saat sedang meletakkan brosur seminari tiba-tiba ada dua orang ibu-ibu yang datang keapda saya dan lalu ia bertanya darimana saya datang.setelah saya menjelaskan dengan ckup panjang dan dua orang ibu itu mengajukan pertanyaan akhirnya kedua orang ibu itu menegrti juga apa itu seminari.Tapi yang membuat saya kaget adalah saat dia melihat alamat seminari di brosur yang dia pegang,dia mengatakan bahwa ternyata seminari tidak jauh dari rumahnya yang sama-sama di Pejaten barat yang sudah lama ia tinggali bertahun-tahun.Halitu mebuat saya tersenyum ternyata masiha da orang katolik yang tidak mengerti apa itu seminari dan tidak menyadari keberadaanya padahal dekat sekali dengan rumahnya.
Pengalaman yang kedua saya dapatkan setelah selesai misa,saat saya sedang ke toilet saya mendengar ada ocehan dari seorang umat bahwa misanya terlalu panjang dan lama padahal ia masih mau jalan-jalan.Ia juga mengatakan bahwa ini misa yang terlama padahal hanya dua jam saja.Dari situ yang bisa saya ambil bahwa tidak semua orang bisa menerima kehadiran kami dalam masyarakat.
Dari pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan saelama liburan semakin menegaskan saya bahwa menjalani panggilan itu tidak mudah,saya harus mempunyai kesabaran dan ketekunan.karena kalau tidak mepunyai kesabaran saya akan mudah mendapatkan kebosanan saat kebosanan itu datang di saat itulah panggilan di pertanyakan.Dari pengalaman-pengalaman diatas saya juga sadar bahwa idak semua orang peduli dengan keberadaan para calon imam tapi saya percaya bahwa mereka suatu saat nanti membutuhkan kami dan inilah salah satu cobaan pelayanan yang sedang saya alami.Memang butuh pengorbanan untuk mencari teman seperjalanan.

Masih ada berjuta-juta daun harapan lain yang masih dapat kita pungut.di depan sana masihterhampar berjuta daun impian lain yang memberikan kita beragam pilihan.Mungkin jalan di depan kita masih berkelok,tapi dengan kesabaran dan ketekunan kita bisa melewati jalan yang berkelok dan menemukan sebuah keajaiban.


Yohanes Eko Wicaksono/XIS3/34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar