Riwayat panggilan
Sebenarnya tujuan utama saya adalah untuk menjadi seorang pastur tampa itu saya tidak akan masuk seminari.Jujur untuk menjadi seorang Imam adalah keinginan saya sendiri tampa paksaan dari siapa pun dan dari Pihak manapun.peristiwa yang membuat Saya Masuk seminari adalah pada saat saya mengikuti Misa disitu Seorang Pastur berceramah bagaimana di Jakarta sekarang kekurangan imam entah mengapa Saya menjadi tertarik dan ingin menjadi Seorang Imam.Sebenarnya sejak SD kelas 4 Saya sudah tertarik untuk menjadi Seorang Imam ditambah lagi saya mendengar cerita tentang Imam dari Paman Saya yang Kebetulan Seorang Imam.Tokoh kudus yang Saya Idolakan adalah Santo pelindung Saya sendiri yaitu Yohanes Pembabtis Karena Dia yang menyiapkan jalan bagi Yesus dan membabtis orang berdosa juga membabtis Yesus karena dialah panggilan Saya menjadi berkembang.
Tanggapan keluarga tentang Keputusan Saya ini sangat menggembirakan Mereka mendukung saya dengan sepenuh Hati.Banyak hal yan dilakukan keluarga saya demi mendukung panggilan saya ini dengan cara sebelum Saya masuk Seminari Orang Tua Saya mencari tau tentang Seminari dan setelah saya masuk san orang Tua saya juga menanyakan keadaan saya di seminari dan Mendengarkan cerita saya Tentang Seminari,Orang Tua saya juga memberikan masukan supaya saya dapat menjalani panggilan saya ini dengan mudah mereka juga berpesan supaya saya jangan cepat putus asa.
Untuk merngembangkan panggillan saya keluarga saya mencoba untuk menyuruh saya aktif dalam lingkungan dan juga pada misa mingguan.Banyak nilai yang saya dapatkan dari keluarga saya yang membesarkan Saya Seperti Nilai tanggung jawab dan kemandiriian.
Teman dekat di di angkatan untuk bertukar pikiran atau berbagi pastilah ada tapi masih masalah yang kecil saja dan belum begitu terlalu banyak karena saya belum tau bagaimana sifat mereka yang asli kerena baru 4 bulan mungkin kalau sudah lebih sudah mulai berani untuk masalah yang lebih lagi.
Ketidakcocokkkan pastilah ada karena saya belum mengenal benar sifat asli mereka dan kadang-kadang sering terjadi perbedaan pendapat tapi saya memaklumi semua itu.Usaha untuk memahami Dia tentu ada karena kita tinggal bersama setiap harri bertemu jadi sedikit-sedikit harus saling mengerti.
Sebagai seorang pemuda yang normal pasti akan ada rasa saling suka dan saling sayang antar lawan jenis itu semua wajar dan pasti di alami.Saya mengakui sebagai seorang yang normal saya mengalami masa yang namanya pacaran.Saya merasa pacar adalah tempat curhat bila saya mempunyai masalah dan mungkin dia memberikan solusi begitu juga sebaliknya saya.Pada saat saya menuliskan ini semua saya sudah tidak mempunyai pacar di karenakan saya ingin serius dengan panggillan saya,saya tidak ingin usaha saya gagal dikarenakan oleh perempuan.
Peran teman-teman lama saya sangat mendukung khususnya peran teman sekolah saya waktu SMP mereka semua mendukung penuh tujuan saya walau masih ada yang tidak percaya kalau saya bisa masuk seminari tapi mereka pun akhirnya percaya kalau saya masuk seminari dan mereka mendukung saya.
Sebenarnya kegiatan seminari semuanya berat tapi saya sadar kalau itu semua untuk kemajuan saya.mungkin hal yang paling berat pertama kali bagi saya adalah Misa harian mungkin pertama kali seminggu sampai 2 minggu terasa sangat berat tapi setelah dijalani dan menjadi kebiasaan semuanya itu berjalan baik dan terasa tidak berat lagi.sekarang semua menjadi sebuah hal yang menarik buat saya.
Hal yang membuat saya kuatir untuk sampai saat ini adalah pada pelajaranya saya merasa kurang karena bekal di SMP kurang tapi hal itu membuat saya semakin giat belajar karena saya tidak ingin panggillan saya hilang,Di kelas dua saya bersyukur saya bisa bersaing dengan teman-teman saya dari Gonzaga dan saya juga bersyukur saya unggul dalam beberapa pelajaran.Kalau soal teman putri adalah hal wajar karena setiap pemuda pasti apalgi seumuran saya ini sedang saatnya jatuh cinta tapi saya harus tau diri saya adalah seorang calon imam jadi tidak boleh pacaran tapi mungkin kalau hanya teman dekat untuk curhat masih boleh.
Hidup Rohani saya sebelum masuk seminari bisa dibilang buruk karena saya jarang sekali mengikuti misa dan tidak begitu aktif di dalam lingkungan.ketidak aktifan saya di dalam gereja berkurang terutama setelah saya tidak mempunyai gereja lagi.Orang tua saya sering mengajak saya untuk ke gereja tapi dengan berbagai alasan saya menolak.
kegiatan Rohani saya sangat berkembang di seminari untuk mengembangkan panggillan saya salah satu yang mendukung saya adalah misa harian dan Bacaan rohani saya sangat merasa berkembang di Seminari.
Sekarang saya sudah kelas 2 atau bisa dibilang saatnya saya untuk memantapkan niat saya,kalau bisa dibilang saya sebenarnya sudah mantap untuk menjadi seorang Imam.saya juga sudah menentukan pilihan kemana saya akan melanjutkan,niat saya sebenarnya saya ingin melanjutkan ke Diosesan Jakarta.Hal yang membuat saya ingin melanjutkan ke Diosesan Jakarta adalah karena saya dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta dan karena Jakarta adalah kota dengan banyak problem yang berbeda di setiap waktunya sehingga saya ingin berjuang di kota Jakarta.
Yohanes Eko Wicaksono
ENO
Sebenarnya tujuan utama saya adalah untuk menjadi seorang pastur tampa itu saya tidak akan masuk seminari.Jujur untuk menjadi seorang Imam adalah keinginan saya sendiri tampa paksaan dari siapa pun dan dari Pihak manapun.peristiwa yang membuat Saya Masuk seminari adalah pada saat saya mengikuti Misa disitu Seorang Pastur berceramah bagaimana di Jakarta sekarang kekurangan imam entah mengapa Saya menjadi tertarik dan ingin menjadi Seorang Imam.Sebenarnya sejak SD kelas 4 Saya sudah tertarik untuk menjadi Seorang Imam ditambah lagi saya mendengar cerita tentang Imam dari Paman Saya yang Kebetulan Seorang Imam.Tokoh kudus yang Saya Idolakan adalah Santo pelindung Saya sendiri yaitu Yohanes Pembabtis Karena Dia yang menyiapkan jalan bagi Yesus dan membabtis orang berdosa juga membabtis Yesus karena dialah panggilan Saya menjadi berkembang.
Tanggapan keluarga tentang Keputusan Saya ini sangat menggembirakan Mereka mendukung saya dengan sepenuh Hati.Banyak hal yan dilakukan keluarga saya demi mendukung panggilan saya ini dengan cara sebelum Saya masuk Seminari Orang Tua Saya mencari tau tentang Seminari dan setelah saya masuk san orang Tua saya juga menanyakan keadaan saya di seminari dan Mendengarkan cerita saya Tentang Seminari,Orang Tua saya juga memberikan masukan supaya saya dapat menjalani panggilan saya ini dengan mudah mereka juga berpesan supaya saya jangan cepat putus asa.
Untuk merngembangkan panggillan saya keluarga saya mencoba untuk menyuruh saya aktif dalam lingkungan dan juga pada misa mingguan.Banyak nilai yang saya dapatkan dari keluarga saya yang membesarkan Saya Seperti Nilai tanggung jawab dan kemandiriian.
Teman dekat di di angkatan untuk bertukar pikiran atau berbagi pastilah ada tapi masih masalah yang kecil saja dan belum begitu terlalu banyak karena saya belum tau bagaimana sifat mereka yang asli kerena baru 4 bulan mungkin kalau sudah lebih sudah mulai berani untuk masalah yang lebih lagi.
Ketidakcocokkkan pastilah ada karena saya belum mengenal benar sifat asli mereka dan kadang-kadang sering terjadi perbedaan pendapat tapi saya memaklumi semua itu.Usaha untuk memahami Dia tentu ada karena kita tinggal bersama setiap harri bertemu jadi sedikit-sedikit harus saling mengerti.
Sebagai seorang pemuda yang normal pasti akan ada rasa saling suka dan saling sayang antar lawan jenis itu semua wajar dan pasti di alami.Saya mengakui sebagai seorang yang normal saya mengalami masa yang namanya pacaran.Saya merasa pacar adalah tempat curhat bila saya mempunyai masalah dan mungkin dia memberikan solusi begitu juga sebaliknya saya.Pada saat saya menuliskan ini semua saya sudah tidak mempunyai pacar di karenakan saya ingin serius dengan panggillan saya,saya tidak ingin usaha saya gagal dikarenakan oleh perempuan.
Peran teman-teman lama saya sangat mendukung khususnya peran teman sekolah saya waktu SMP mereka semua mendukung penuh tujuan saya walau masih ada yang tidak percaya kalau saya bisa masuk seminari tapi mereka pun akhirnya percaya kalau saya masuk seminari dan mereka mendukung saya.
Sebenarnya kegiatan seminari semuanya berat tapi saya sadar kalau itu semua untuk kemajuan saya.mungkin hal yang paling berat pertama kali bagi saya adalah Misa harian mungkin pertama kali seminggu sampai 2 minggu terasa sangat berat tapi setelah dijalani dan menjadi kebiasaan semuanya itu berjalan baik dan terasa tidak berat lagi.sekarang semua menjadi sebuah hal yang menarik buat saya.
Hal yang membuat saya kuatir untuk sampai saat ini adalah pada pelajaranya saya merasa kurang karena bekal di SMP kurang tapi hal itu membuat saya semakin giat belajar karena saya tidak ingin panggillan saya hilang,Di kelas dua saya bersyukur saya bisa bersaing dengan teman-teman saya dari Gonzaga dan saya juga bersyukur saya unggul dalam beberapa pelajaran.Kalau soal teman putri adalah hal wajar karena setiap pemuda pasti apalgi seumuran saya ini sedang saatnya jatuh cinta tapi saya harus tau diri saya adalah seorang calon imam jadi tidak boleh pacaran tapi mungkin kalau hanya teman dekat untuk curhat masih boleh.
Hidup Rohani saya sebelum masuk seminari bisa dibilang buruk karena saya jarang sekali mengikuti misa dan tidak begitu aktif di dalam lingkungan.ketidak aktifan saya di dalam gereja berkurang terutama setelah saya tidak mempunyai gereja lagi.Orang tua saya sering mengajak saya untuk ke gereja tapi dengan berbagai alasan saya menolak.
kegiatan Rohani saya sangat berkembang di seminari untuk mengembangkan panggillan saya salah satu yang mendukung saya adalah misa harian dan Bacaan rohani saya sangat merasa berkembang di Seminari.
Sekarang saya sudah kelas 2 atau bisa dibilang saatnya saya untuk memantapkan niat saya,kalau bisa dibilang saya sebenarnya sudah mantap untuk menjadi seorang Imam.saya juga sudah menentukan pilihan kemana saya akan melanjutkan,niat saya sebenarnya saya ingin melanjutkan ke Diosesan Jakarta.Hal yang membuat saya ingin melanjutkan ke Diosesan Jakarta adalah karena saya dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta dan karena Jakarta adalah kota dengan banyak problem yang berbeda di setiap waktunya sehingga saya ingin berjuang di kota Jakarta.
Yohanes Eko Wicaksono
ENO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar